Minggu, 18 Juli 2010

MAKALAH SISTEM OPERASI
“BLANKON”






DISUSUN OLEH :
MIZHANUDDIN : 2008020008
MANTASIA : 2008020251
ASRIANI : 2008020325
FAHRUSI MALIK : 2008020261
ANDI FIRMAN : 2008020031
IRWAN : 2008020074
MARCO ADE PUTRA : 2008020076
STMIK HANDAYANI MAKASSAR 2010

DAFTAR ISI

Daftar Isi…………………………………………………………………………………… i
Pendahuluan………………………………………………………………………………. 1
Sejarah Blankon…………………………………………………………………………… 2
Pengertian Blankon……………………………………………………………………… .. 4
Tujuan…………………………………………………………………………………….. 4
Versi Rilis Blankon, Spesifikasi Hardware dan Spesifikasi Software…………………. 5
Penutup……………………………………………………………………………………. 11
Saran………………………………………………………………………………………. 11







PENDAHULUAN
Kata “Linux” saat ini semakin banyak didengar oleh pecinta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Saat ini, Linux telah menjadi sistem operasi alternatif yang banyak digunakan berbagai kalangan, seperti kalangan bisnis, pendidikan, dan pemerintahan. Hal ini disebabkan karena Linux bersifat terbuka dan merdeka. Siapapun bisa mengembangkannya dan menggunakannya secara bebas.
Linux memiliki berbagai varian yang tiap varian memiliki “rasa” yang berbeda-beda. Varian-varian ini disebut dengan distribusi Linux atau lebih dikenal dengan istilah Distro Linux. Distro Linux saat ini berjumlah ratusan dan jumlahnya akan semakin bertambah karena sifat Linux yang terbuka. Distro Linux juga bisa dimodifikasi untuk membuat sebuah Distro Linux baru yang disebut dengan Distro turunan.
Distro Linux yang akan dibahas pada buku ini adalah BlankOn Linux versi 5.0 dengan nama kode “Nanggar” yang merupakan Distro Linux buatan anak bangsa yang diturunkan dari Distro Linux Ubuntu. Kelebihan Distro BlankOn daripada Distro Linux lainnya adalah penggunaan Bahasa Indonesia pada antarmukanya serta temanya memiliki ciri khas Indonesia, sehingga sangat cocok untuk digunakan bagi orang Indonesia.
BlankOn Linux merupakan salah satu distro Linux yang berisikan piranti lunak (software) yang dapat digunakan untuk keperluan desktop, laptop, dan workstation.
BlankOn Linux diturunkan dari sebuah distro Linux yang sangat terkenal akan kemudahan pengunaannya, yaitu Ubuntu. Dengan dipadukan oleh berbagai pernak–pernik khas Indonesia, Distro ini sangat cocok digunakan untuk pengguna komputer di Indonesia. BlankOn Linux dikembangkan oleh Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI) bersama Komunitas Ubuntu Indonesia. Pengembangan BlankOn dilakukan secara terbuka dan gotong royong, sehingga siapa saja bisa turut berkontribusi untuk mengembangkan BlankOn agar menjadi lebih baik. BlankOn Linux juga bisa didapatkan oleh siapa saja tanpa perlu membayar untuk mengunduhnya. Bahkan, Anda bisa mendistribusikannya dan membagi-baginya secara bebas tanpa batas kepada siapa saja.

Tujuan dari pengembangan BlankOn Linux adalah menghasilkan Distro Linux yang sesuai dengan kebutuhan pengguna komputer umum di Indonesia, khususnya untuk kebutuhan pendidikan, perkantoran dan pemerintahan. Tidak seperti Distro Linux lainnya, di dalam CD BlankOn Linux sudah tersedia dukungan dari format multimedia tertutup seperti MP3, DVD, dsb. Selain itu, BlankOn Linux juga ditujukan sebagai alternatif sistem operasi komputer yang saat ini pangsa pasarnya dikuasai oleh sistem operasi Microsoft Windows.
Selain itu, BlankOn juga diharapkan dapat menjadi motor penggerak atau motivator bangsa Indonesia untuk menggunakan dan mengembangkan piranti lunak berlisensi bebas dan terbuka.
BlankOn Minimalis adalah salah satu varian dari distribusi BlankOn Linux yang dibuat khusus untuk berjalan dengan ringan pada PC lama dengan minimal RAM 128 MB.
Yang sudah dilakukan saat ini untuk minimalis adalah dengan menghilangkan beberapa applet yang tidak terlalu dibutuhkan untuk PC lama, memasang aplikasi yang ringan untuk perkantoran dan internet, konfigurasi gconf, dan artwork yang mendukung RAM yang kecil.

SEJARAH BLANKON
Nama BlankOn berasal dari nama penutup kepala beberapa suku/budaya yang ada di Indonesia, antara lain suku Jawa, suku Sunda, dan daerah lainnya. Dari asal kata tersebut, BlankOn diharapkan menjadi penutup atau pelindung dari ketergantungan dengan piranti lunak tertutup.
Selain itu, nama BlankOn juga bisa diartikan menjadi Blank (angka biner 0) dan On (angka biner BlankOn diharapkan menjadikan orang yang belum sadar menjadi sadar bahwa Linux bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan dalam bidang Teknologi Informasi.
BlankOn Linux pertama kali dikembangkan oleh YPLI pada tahun 2004 dengan nama kode “Bianglala”. Pada saat itu, BlankOn merupakan turunan dari distro Fedora Core 3. Namun, rilis BlankOn pada saat itu berakhir sampai versi 1.1 dan akhirnya mati suri.
Beberapa tahun kemudian, yaitu pada tahun 2007, pengembangan BlankOn Linux mulai dibangkitkan kembali oleh YPLI. BlankOn Linux yang sebelumnya diturunkan dari Fedora Core kini diganti menjadi Ubuntu. BlankOn Linux direncanakan akan dirilis sesuai dengan siklus rilis Ubuntu, yaitu setiap 6 bulan sekali atau 2 kali setahun. Setiap rilis BlankOn Linux akan diberi tema dan ciri khas yang berbeda sesuai dengan budaya yang ada di Indonesia.
Akhirnya, pada akhir tahun 2007, BlankOn Linux versi 2.0 dirilis dengan nama kode “Konde”. Versi ini diturunkan dari Ubuntu versi 7.10. Kemudian, pada pertengahan tahun 2008, BlankOn Linux versi 3.0 dirilis dengan nama kode “Lontara”. Versi yang berbasis Ubuntu 8.04 LTS ini menggunakan tema khas Sulawesi Selatan, terlihat dari pengunaan karya seni Kapal Pinisi pada gambar latar belakangnya. Anda juga dapat menulis aksara Lontara' yang merupakan aksara khas suku Bugis.
Pada bulan November 2008, BlankOn Linux 4.0 dirilis dengan nama kode “Meuligoe”. Ciri khas yang digunakan pada versi ini adalah Aceh, dengan warna dominan hijau. Pada rilis ini, Logo BlankOn diganti sehingga lebih modern. Versi ini dibuat berbasis Ubuntu versi 8.10. Rilis terakhir pada saat buku ini ditulis adalah BlankOn Linux 5.0, dengan nama kode “Nanggar”. Versi ini berbasis Ubuntu 9.04.







Pengertian BlankOn
BlankOn adalah distro Linux yang dikembangkan oleh Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI) secara terbuka dan gotong-royong bersama komunitas Linux lainnya di Indonesia. BlankOn 2.0 Konde yang berbasis distro Linux Ubuntu 7.10 Gutsy Gibbon ini dikembangkan YPLI bersama komunitas Ubuntu Indonesia. BlankOn versi sebelumnya (1.0 dan 1.1) berbasis distro Fedora.
Selain itu, BlankOn juga tutup kepala khas beberapa suku/budaya di Indonesia, antara lain suku Jawa (sebagian besar berasal dari provinsi Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur), suku Sunda (sebagian besar berasal dari provinsi Jawa Barat dan Banten), suku Madura, suku Bali, dan lain-lain.
BlankOn berarti blank (bilangan biner 0) dan on (bilangan biner 1) atau topi digital (modern) dengan tampilan klasik (kuno). Arti lain kata BlankOn adalah perubahan dari blank (kosong) menjadi on (menyala atau berisi).
Arti filosofi BlankOn adalah harapan agar pengguna distro BlankOn berubah dari belum sadar (kosong) menjadi sadar (berisi) bahwa ada Linux yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan skill di bidang TI, martabat, dan kemandirian bangsa Indonesia.

Tujuan
Tujuan pengembangan distro Linux BlankOn adalah menghasilkan distro Linux yang sesuai dengan kebutuhan pengguna komputer umum di Indonesia, khususnya untuk dunia pendidikan, perkantoran, dan pemerintahan. BlankOn 2.0 mendukung multimedia seperti mp3, vcd, dan dvd, serta memiliki thema atau tampilan grafis yang khas Indonesia. Pengembangan BlankOn akan terus dilakukan secara terbuka dalam forum publik. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan rilis BlankOn satu hingga dua kali setahun.
BlankOn adalah tutup kepala khas beberapa suku/budaya di Indonesia, antara lain suku Jawa (sebagian besar berasal dari provinsi Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur), suku Sunda (sebagian besar berasal dari provinsi Jawa Barat dan Banten), suku Madura, suku Bali, dan lain-lain.
BlankOn juga berarti blank (bilangan biner 0) dan on (bilangan biner 1) atau topi digital (modern) dengan tampilan klasik (kuno), Arti lain kata BlankOn adalah perubahan dari blank (kosong) menjadi on (menyala atau berisi).
Arti filosofi BlankOn adalah harapan agar pengguna distro BlankOn berubah dari belum sadar (kosong) menjadi sadar (berisi) bahwa ada Linux yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan skill di bidang TI, martabat, dan kemandirian bangsa Indonesia.
BlankOn diharapkan menjadi penggerak (activator) atau meningkatkan motivasi masyarakat Indonesia untuk menggunakan dan mengembangkan Linux dan FOSS lainnya. BlankOn juga sebagai pelindung (tutup kepala) dari ketergantungan terhadap software proprietary.
Versi / Catatan Rilis BlankOn
BlankOn 1.0
Nama kode : Bianglala
BlankOn 2.0
Nama kode : Konde Dirilis 15 November 2007
BlankOn 3.0
Pada tanggal 27 april 2008 Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI) dan Komunitas Ubuntu Indonesia melepas distribusi BlankOn Linux versi 3.0 yang diberi nama Lontara. Dengan menghadirkan filosofi, kemudahan, dan kehandalan yang ditawarkan Ubuntu Linux sebagai distribusi aslinya, BlankOn Linux Lontara dikembangkan dengan menggunakan Ubuntu Hardy Heron (versi 8.04) sebagai basis utamanya secara terbuka dan bersama-sama untuk menghasilkan distro Linux khas Indonesia, khususnya untuk dunia pendidikan, perkantoran dan pemerintahan.
Fitur-fitur utamanya di antara lain adalah kesiapan multimedia (mampu memutar DVD/mp3 dan beragam format proprietari lainnya) dan tersedianya aplikasi keuangan.
“Lontara sudah lebih matang, kaya dan indah dibanding rilis-rilis sebelumnya. Sudah tidak ada alasan bagi instansi-instansi pemerintah untuk tetap menggunakan perangkat lunak tertutup dan berbayar”, ujar Farhan Perdana yang mengomandoi proyek BlankOn 3.0 ini.
Edisi Lontara kali ini selain menampilkan fitur uniknya, yaitu membuat penggunanya dapat menulis dan membaca dalam aksara tradisional Lontara’ yang digunakan di Sulawesi, juga dibuat dalam dua varian utama, yaitu versi Standar yang ditujukan untuk komputer-komputer modern dan versi Minimalis, yang ditujukan untuk komputer-komputer jenis lama yang masih banyak digunakan di Indonesia. Dalam versi Minimalis, telah terinstal pula uji coba program peramban Wikipedia tanpa perlu terkoneksi ke Internet yang diberi nama Daluang. Walau belum berfungsi penuh (hanya fungsi pencarian dan penampilan artikel yang baru dapat dinikmati), Daluang diharapkan dapat segera dicoba dan memperoleh masukan dari masyarakat.
BlankOn Linux Lontara menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang digunakan pada antarmukanya, dan diharapkan dapat menjadi alat sosialisasi istilah-istilah bidang komputer pada Bahasa Indonesia yang selama ini dianggap aneh dan membingungkan.
Muhammad Takdir, salah seorang pengembang BlankOn 3.0 berkomentar: “Diharapkan dengan rilisnya BlankOn linux Lontara ini dengan segala kemudahan dan keunggulannya bisa semakin meningkatkan semangat dan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pemanfaatan perangkat lunak yang bebas dan terbuka terutama di dunia pendidikan.”
BlankOn Linux Lontara juga dikembangkan dengan maksud sebagai pelatihan bagi para pengembang dalam negeri dalam hal kolaborasi online dan pengembangan produk perangkat lunak bebas/terbuka, yang mana proses pengembangannya total dilakukan secara online menggunakan jalur situs web, milis dan kanal #blankon di server IRC irc.freenode.net.
Jika selama ini orang mengenal operating system semacam Windows buatan Microsoft atau Linux yang berskala internasional, maka Indonesia pun ternyata sudah memilikinya. Ini murni operating system lokal. Di samping gratis, dahi pengguna komputer nantinya juga tidak perlu berkerut memahami berbagai instruksi yang menyulitkan karena sepenuhnya telah menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa setempat lainnya. Ini dibuktikan pada Yayasan Penggerak Linux Indonesia atau YPLI yang tengah mengembangkan operating system berbasis Linux bernama BlankOn Lontara. Karena berbasis lokal, bahasa di dalam perangkat lunak itu tentu menggunakan bahasa Indonesia. "Nama Lontara memang sangat melekat dengan masyarakat Bugis- Makassar. Memang, salah satu tujuan distribusi operating system ini dapat mengusung unsur kebudayaan Sulawesi Selatan. BlankOn Lontara sama halnya dengan operating system lain seperti Windows dan MacOS. BlankOn Lontara juga digunakan untuk mendukung kegiatan komputasi pribadi. Operating system ini bersifat free open source alias tidak memungut biaya untuk dimanfaatkan serta siapa saja bisa mengembangkankannya karena source code-nya tidak dirahasiakan.
Gambaran Umum
• Menggunakan basis Ubuntu 8.04 dengan ribuan perangkat lunak yang tersedia pada repositori dalam jaringan.
• Linux kernel 2.6.24, GNOME 2.22, GIMP, Inkscape, Gnucash dan masih banyak lagi.
• Antarmuka pengguna yang menggunakan Bahasa Indonesia.
• Dukungan multimedia yang lebih baik, Anda dapat langsung memutar mp3 dan DVD sesaat selesai menginstal BlankOn 3.0.
• Tema dan tampilan grafis yang khas Indonesia.
Versi Standar
• OpenOffice.org 2.4
• Perambah web Firefox 3
• Program surat elektronik Evolution
Versi Minimalis
• Abiword dan Gnumeric untuk aplikasi perkantoran
• Peramban web Epiphany
• Program surat elektronik Thunderbird
• Program peramban Wikipedia tanpa jaringan Daluang (tahap ujicoba).
Kebutuhan perangkat keras
Untuk instalasi Standar dibutuhkan RAM minimal sebesar 256 MB dan untuk minimalis 128 MB. Semakin besar RAM yang tersedia, semakin cepat proses instalasi.

BlankOn 4.0
Nama kode : Meuligoe Dirilis 15 November 2008
BlankOn 4.0 Meuligoe yang menggunakan kata Meuligoe sebagai nama kodenya, dibuat dengan menggunakan Ubuntu Intrepid Ibex (8.10) sebagai basis utamanya.
Kata Meuligoe (cara baca: meu-ligo) berdasarkan kutipan resmi Kamus Bahasa Aceh merupakan tempat kediaman, atau bangunan tambahan yang terdapat pada bangunan utama, yang biasanya terdapat di bagian paling depan dari sebuah bangunan (teras) tanpa dinding dengan tiang pilar yang banyak, yang fungsi utamanya untuk memuliakan tamu yang berkunjung, dan juga bisa digunakan sebagai tempat bertukar pikiran (Sumber: Bukhari Daud dan Mark Curie). Meuligoe kadang juga bisa diartikan sebagai istana. Namun ada juga yang mengistilahkan Meuligoe sebagai pendopo. Dari sumber yang bisa dipercaya mengatakan Meuligoe itu memiliki arti mahligai, dipakai sebagai sebutan untuk Istana Aceh (Meuligoe Aceh), yang sebelumnya disebut Darut Donya.
BlankOn 4.0 Meuligoe memiliki dua varian untuk dapat menjangkau pengguna komputer dari tipe mutakhir hingga para pengguna komputer lama yang memiliki keterbatasan. Varian-varian tersebut diberi nama Standar dan Minimalis. BlankOn 4.0 Meuligoe memiliki dua alternatif instalasi yaitu Live CD dan alternate (instalasi dalam mode teks).
Fitur BlankOn 4.0
Umum :
• Menggunakan basis Ubuntu 8.10 dengan ribuan perangkat lunak yang tersedia pada repositori dalam jaringan.
• Linux kernel 2.6.27, GNOME 2.24, GIMP, Inkscape, Gnucash dan masih banyak lagi.
• Antarmuka pengguna yang menggunakan Bahasa Indonesia.
• Dukungan multimedia yang lebih baik, Anda dapat langsung memutar mp3 dan DVD sesaat selesai menginstal BlankOn 4.0.
• Tema dan tampilan grafis yang khas Indonesia.
• Menggunakan memori swap virtual dengan modul kernel compcache yang memungkinkan LiveCD berjalan mulus walau RAM terbatas
Versi Standar
• OpenOffice.org 2.4
• Peramban web Firefox 3
• Program surat elektronik Evolution
Versi Minimalis
• Abiword dan Gnumeric untuk aplikasi perkantoran
• Peramban web Epiphany
• Program surat elektronik Thunderbird
• Program peramban Wikipedia tanpa jaringan Daluang (tahap ujicoba).

BlankOn 5.0
Nama kode : Nanggar - Dirilis 16 Juni 2009
Beberapa fitur khas baru yang dibawa oleh Nanggar di antaranya adalah Desktop Berkonteks yang dikembangkan oleh Tim Pengembang BlankOn, yang mampu mengganti tema serta gambar latar desktop sesuai jam komputer atau kondisi cuaca yang sedang berlaku saat itu.
Fitur khas lain pada BlankOn Nanggar adalah edisi terkini proyek Aksara Nusantara yang memersembahkan kemampuan menulis dan menayangkan teks dalam aksara Batak Toba.

Fitur BlankOn Nanggar:
• Desktop Berkonteks + GNOME 2.26
• Program Perkantoran: OpenOffice 3.0.1, GNUCash
• GIMP 2.6.6
• Inkscape 0.46
• Peramban Web Firefox 3.0
• Kernel 2.6.28
Fitur BlankOn Nanggar Minimalis:
• Desktop LXDE 0.3.2.1
• Program Perkantoran: AbiWord 2.6.6, GNUmeric 1.8.4, GNUCash 2.2.6
• GIMP 2.6.6
• Inkscape 0.46
• Peramban Web Epiphany 2.26
• Kernel 2.6.28
BlankOn 6.0 (Ombilin)
Secara resmi Tim Pengembang BlankOn menerbitkan BlankOn 6.0. Ada beberapa hal yang baru di Beta, yaitu :
- Mendukung arsitektur BlankOn Ombilin amd64
- Tema Baru (ombilin-theme)
- Repository BlankOn Ombilin menggunakan main restricted extras extras-restricted
Untuk Rilis Kandidat Ombilin setelah Rilis Beta Ombilin, target Tim pengembang adalah :
- Meningkatkan kadar terjemahan Indonesia
- Memperbaiki beberapa masalah yang masih terjadi


Penutup
Jika perangkat lunak bebas (free software) fokus pada advokasi dengan mengedepankan empat kebebasan sebagai isu moral utama, maka Open Source Software fokus kepada metodologinya. Baik free software maupun open source software (keduanya disingkat FOSS), pada intinya memberikan kebebasan terhadap akses kode sumber. Ide dasar di balik open source adalah orang dapat menggunakan, memodifikasi, mengadaptasi, dan memperbaiki. Prasyarat utamanya adalah kebebasan akses terhadap kode sumber perangkat lunak. Definisi open source tertuang dalam OSD (Open Source Definition), yang minimal memiliki kriteria sebagai berikut:
- Free Redistribution.
- Source Code.
- Derived Works.
- Integrity of the Authors Source Code.
- No Discrimination Against Persons or Groups.
- No Discrimination Against Fields of Endeavor.
- Distribution of License.
- License Must Not Be Specific to a Product.
- License Must Not Contaminate Other Software.
- License Must Be Technology-Neutral.


Saran
MEMAKAI OS BAJAKAN SAMA DENGAN MENCURI. MENGAJARI ANAK SEKOLAH DENGAN APLIKASI BAJAKAN MEMBUAT KITA KEHILANGAN HARGA DIRI. MARI MEMBANGGAKAN OS BUATAN ANAK NEGRI INI DENGAN TIDAK MEMAKAI OS BAJAKAN

2 komentar: